Sebuah Doa

Doa adalah caraku

menceritakanmu pada Allah
Cerita yang akan selalu penuh

Dengan harapan-harapan baik dan indah
Tentang keselamatan untukmu 

di dunia dan akhirat

Semoga selalu berlimpah

Berkah dan ampunan-Nya
pada sisa umur yang masih ada
Dan terjagalah kerendahan hatimu 

dari segala keburukan

Selamat mengulang hari lahir
Semoga bertambahnya umur
bukan sekedar bergantinya angka
tetapi akan dapat membuatmu
menjadi muslim yang mukmin

Amin, Amin, Amin, ya Rabbal Alamin

Jbr, 22 Mei 2013

Buah Hati

Langit biru
Langit membisu
Angin semilir
Angin berbisik
Embun bening
Embun yang hening

Lembut seperti bulan 
Tenang seperti karang
Pasti seperti waktu

Permata, cendana dan lebahku...
Asa harus dicapai
Mimpi harus digapai
Waktu harus dijalani
Aral harus dilangkahi

Hiduplah dengan mimpi dan doa
Atau kita hanyalah sebuah nama

Angsa Dan Rembulan

Dalam pekatnya malam
Serta angin yang berhembus dingin
Seekor angsa membeku diatas danau
Diam menunduk menatap semu
Pada bias cahaya rembulan
Dalam rindu dan sesal yang tertahan

Waktu sudah lama pergi
Tinggal luka cinta yang dalam
Tapi mengapa tak jua bisa membenci
Atau membuang jauh rindu ini

Bukan sesal berpisah denganmu
Tapi kuingin lebih lama bersamamu

PUISI TERAKHIR

Akhirnya cinta yang menang
Singgasananya begitu indah
Berdindingkan ranting,
Beratap rerumputan
Di tepi pantai kau tertidur
Teteskan air mata haru
Sedikit kata dalam pelukku

Kasih, aku yang datang padamu
Dengan penuh harap dan doa
Tak kan mudah lepaskanmu

Karena cinta yang tumbuh
Telah merubah hidup dan asaku

Terima kasih atas penantianmu
Sebuah janjiku tuk datang padamu
Membawa mimpi yang ada dalam tidurmu

PENYESALAN

Senja mulai beranjak
Langit berubah kelam
Aku sendiri dalam sepi
Menantang angin dingin
Antara angan masa lalu

Kembali penyesalan datang
Penuhi segenap pikiranku
Memperparah luka hatiku

Kasih,
Air mataku kering sudah
Tapi namamu tak kunjung pupus
Dari dasar hatiku yang terdalam

(yogya, Mei 1998)

CERITA SEORANG SAHABAT

Gurat-Gurat  masa lalu
Masih membekas di wajahmu
Dan semua cerita terurai
Seperti angin semilir
Melintasi ruang dan waktu

Sahabat, seulas senyummu
Jelas bercerita
Kita telah lama terpisah
Dan bertemu untuk kembali berpisah
Maka tinggalkan cerita itu
Sebab menambah luka laraku

(Jakarta, 4 Agustus 1997)